Senin, 21 April 2014

Breeding Ayam

Pewarisan Sifat pada Ayam

         Dalam usaha pembibitan ayam baik ayam pedaging, ayam petelur, ayam hias, maupun ayam aduan pasti memiliki tujuan untuk menghasilkan ayam yang terbaik dalam kelasnya. Untuk mendapatkan ayam terbaik biasanya peternak akan membuat galur murni maupun menyilangkannya dengan bangsa lain yang memiliki sifat yang berbeda dengan tujuan agar memiliki sifat unggul dari kedua induknya. Agar mempermudah proses pembibitan maka kita perlu mengetahui sifat-sifat fisik ayam dan pewarisannya yang akan kita bahas berikut ini:

1. Sifat pada kepala
 a. Tipe jengger (comb type), ayam memiliki beberapa tipe jengger diantaranya yang paling sering kita temui   adalah tipe rose (mawar), pea (kacang), walnut (sumpel, merupakan hasil silangan dari ayam berjengger rose dengan ayam berjengger pea), dan single (tunggal/wilah/clipir). Simbol genotip dari sifat tersebut adalah rose (R-pp), pea ( rrP-), walnut (R-P-), single (rrpp) lebih kurang 70% jatuhnya jengger ke samping kanan. jengger tipe rose, pea, dan walnut dominan terhadap jengger single. Ayam berjengger rose memiliki korelasi negatif dengan fertilitas atau memiliki tingkat fertilitas yang rendah, sedangkan ayam yang berjengger pea cenderung memiliki penyakit pernapasan dan pada broiler  bobot badannya lebih rendah dari pada yang berjengger tunggal. Jengger yang geriginya terkumpul di tepi/ujung (side spring)  dominan terhadap yang normal (normal comb) yaitu yang geriginya merata.

 
gambar tipe jengger pada ayam
gambar ayam side spring comb

b. Warna paruh (beak colour), warna hitam dominan terhadap warna kuning dan warna putih dominan terhadap warna hitam maupun kuning.
c. Warna mata, warna mata coklat dominan terhadap warna pink (pada binatang albino/lutino)
d. Warna cuping telinga (ear lobe colour), warna merah domina terhadap warna mottled (totol putih) 

gambar ayam  bercuping putih (kiri) dan bercuping merah (kanan)

2. Tata warna bulu (plumage colour)
 Warna barred (blorok) bersifat dominan terhadap non-barred dan bersifat sex linkage;  
 Warna hitam dominan terhadap warna resesif white
 Warna dominant white dominan terhadap seluruh warna.

3. Tipe bulu (plumage type)
 Bulu normal dominan terhadap daun bulu yang tidak tertutup satu sama lain
 Slow feathering (setelah 10 bulan bulu baru komplit) dominan terhadap rapid feathering ( 4 bulan bulu     sudah komplit dan bersifat sex linkage
 Bulu leher gundul (legund/naked neck) dominan tehadap  yang normal dipengaruhi gen Na pada autosom
 Bulu keriting/walik (frizzly) dominan terhadap bulu normal yang dipengaruhi oleh gen F pada autosom

gambar ayam frizzly (kiri) dan ayam legund (kanan)

4. Shank dan feet
 Berjari lima (five toe/polydactily) dominan terhadap jari normal
 Kaki pendek (creeper/short legs) dominan terhadap kaki normal
 White shanks dominan terhadap yellow/black shanks
 Taji banyak/renteng/keplek (multiple spurs) dominan terhadap yang bertaji normal
 Kaki berbulu (feather shanks) dominan terhadap kaki yang tidak berbulu (clean shanks)




5. Skin colour
 Kulit yang berwarna putih dominan terhadap kulit yang berwarna kuning. Kulit yang berwarna merah merupakan efek dari penjemuran dan adanya pembuluh darah

6. Body
 Tidak adanya bulu pada bagian belang dan kelenjar pygostil (rumplesness)  dominan terhadap yang normal

gambar ayam rumplesness (kiri) dan ayam normal (kanan)

7. Leher
 Leher yang normal  (normal neck) dominan terhadap leher bengkok (crooked neck)

 
 gambar ayam leher bengkok dan ayam leher lurus

8. Lethal abnormalitas
 Embrio yang normal dominan terhadap embrio yan tidak dapat keluar dari kerabang telur (stick-ness)

9. Egg Production
 Dewasa kelamin dini  (early sexual maturity) dominan terhadap dewasa kelamin lambat (late sexual meturity) 
 Persistensi produksi tinggi (hight persistency of production) dominan terhadap persistensi produksi rendah (low persistency of production)
 Intensitas  Produksi yang tinggi (hight intensity of production) dominan terhadap intensitas  Produksi yang rendah (low intensity of production)
 Ukuran telur yang kecil dominan terhadap ukuran telur yang besar

10. Broody
Sifat mengeram (broody) dominan terhadap sifat tidak mengeram (non-broody) dan bersifat sex linkage